Sabtu, 28 Januari 2012

BANGSA ARAB PRA ISLAM



KATA PENGANTAR


            Segala puji dan syukur bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada umat manusia secara adil dan merata tanpa terbatas dan terhitung, dan Dialah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tanpa pilih pandang. Sepantasnya pula kita menyerahkan urusan kita terhadap-Nya sebagai suatu usaha. Karena Dialah hakim yang bijaksana dari segala hakim yang ada didunia, begitu juga shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mana menuntun kita dari kegelapan kepada cahaya, dan yang memperjuangkan risalah-Nya.
            Di sini kami mencoba menyusun sebuah makalah mengenai kajian Sejarah Peradaban Islam dengan pokok bahasan “Bangsa Arab Sebelum Islam”. Dalam makalah ini kami menguraikan lebih terperinci mengenai kajian tersebut guna untuk menambah wawasan dan mempertajam pemahaman pembaca terhadap kajian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Badri Yatim M.A
2007. Sejarah Peradaban Islam. PT Raja Grafindo Persada; Jakarta
A. Syalabi
            1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Pustaka Al-Husna; Jakarta
Dr. H. Jain Mubarok M. Ag
            2004. Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Bani Quaisy; Bandung
Subhi Mahmashani
            1961. Falsafat Al-Tasyri Al-Islami. Dar Al-Ilmi Al-Maliyin; Beirut
Drs. Amrullah – Drs. Bandi Kusyana
            1997. Sejarah Kebudayaan Islam. Armico; Bandung
Prof. Dr. H. A. Kahar Muzakar Hasby
            2008. Sejarah Perkembangan Kebudayaan Islam. Solo Press; Bandung

  
BAB I
PENDAHULUAN

Makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota dinegeri Arab, dikatakan jazirah Arab karena Arab merupakan semenanjung gurun sahara yang sangat luas. Bangsa Arab sebelum datangya Islam tidak memiliki pemerintahan yang teratur dan tetap, pada umumnya mereka masih buta huruf. Bangsa Arab terkenal dengan bangsa yang pemberani didalam membela pendiriannya. Mereka tidak mau mengubah tatacara hidup yang sudah menjadi kebiasaan.
            Moral dan prilaku bangsa Arab sebelum datangnya Islam sangatlah rusak, sehingga mereka dikatakan kaum Jahiliyah (kaum yang bodoh), selain itu mereka juga percaya kepada takhayul, tenung, perbintangan dan lain-lain. Bangsa Arab juga mempunyai kebiasaan berjudi dan minum-minuman keras. Pekerjaan ini dilakukan secara bersama-sama, bahkan tak jarang dari mereka suka merampok, sehingga menyebabkan terjadinya perkelahian antar suku.
            Dari latar belakang masalah diatas, kami merasa tertarik untuk lebih mengkaji masalah diatas yang kami tuangkan dalam pembuatan makal ini yang berjudul “bangsa Arab sebelum Islam”.

BAB II
Bangsa Arab Sebelum Islam

Ketika Nabi Muhammad SAW lahir, Makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota dinegeri Arab, baik karena tradisinya maupun letaknya. Kota ini dialuri jalur perdagangan yang ramai dengan menghubungkan Yaman diselatan dan Syura diutara. Menjelang Rasulullah lahir, Yaman termasuk wilayah Romawi sedangkan teluk Persia termasuk kerajaan Persia, Hijaj waktu itu bebas dari pengaruh politik, budaya dan agama dari luar. Dasar Islam yang diletakkan oleh Rasulullah di Mekkah dan Madinah adalah Islam, tidak dapat dipengaruhi oleh apa-apa yang ada disekitarnya.
Secara geografis letak wilayah Arab (jazirah Arab, shibhul jazirah) terbagi dalam dua wilayah, yaitu bagian tengah dan bagian pesisir.
1.      Bagian tengah (150 tahun sebelum Masehi)
  1. merupakan wilayah gurun pasir yang disebut dengan istilah Arab Baidah (penduduk Arab yang sudah musnah)
  2. kondisi geografis yang menandainya adalah: gersang, jarang turun hujan dan tandus
  3. wilayahnya terdiri dari: sahara nufud (dibagian utara Nazed), sahara al-rabul khali (dibagian selatan al-ahqap) dan sahara harat (tanah liat berbatu hitam)
  4. karakter penduduknya adalah nomadic, sukuisme, (Ad, Jurham, Tsamud, Thasam, Jadit dan Amaliqoh), patrimonialisme, free will dan free ack, tidak tersentuh imprealisme dan tidak akulturasi
  5. media komunikasi adalah syair
2.      Bagian tepi (pesisr)
  1. merupakan wilayah pesisir yang merupakan kebalikan dari bagian tengah, penduduk diwilayah ini disebut sebagai ahlu khadr (penduduk kota) atau terkenal dengan sebutan Arab Baqiah, Arab Aribah dan Musta’ribah (Arab yang lestari)
  2. kondisi geografis yang menandainya: hujan turun dengan teratur, tanahnya subur dan tidak tandus
  3. karakter penduduknya: menetap, welcome, terjadi akulturasi, sukuisme dan lain sebagainya
  4. wilayahnya terdiri dari Al-Akhsa (Bahrain), Dinan, Mahrah dan Handramaut.
Dengan adanya ka’bah ditengah kota, Mekkah menjadi pusat keagamaan bangsa Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah yang mana didalamnya terdapat 360 berhala, akan tetapi sedikit demi sedikit berhala itu ditinggalkan dan mulai memeluk agama Islam.
Bangsa Arab dahulu dalam berfikir termasuk bangsa yang pandai, apalagi setelah datang Islam. Mereka memang pandai akan tetapi mereka tidak mau mengerti dan memahaminya, maka dari itu mereka dikatakan orang Arab Jahili.
Bila dilihat dari asal usul keturunan, penduduk jazirah Arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu Qathaniyun (keturunan Qhatan) Adnayun (keturunan Ismail bin Ibrahim). Pada mulanya wilayah utara diduduki golongan Adnaniyun, dan wilayah selatan didiami oleh golongan Qhataniyun. Akan tetapi lama kelamaan kedua golongan itu membaur karena perpindahan-perpindahan dari utara keselatan atau sebaliknya. Dari sinilah awal terjadinya pencampuran daerah melalui perpindahan penduduk, perkawinan, ilmu pengetahuan, bahasa, filsafat, budaya, agama, politik, militer dan lain sebagainya. Percampuran terjadi tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan manusia.
Organisasi dan identitas sosial berakar pada keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang luas, beberapa kelompok keluarga membentuk kabilah dan beberapa kelompok kabilah membentuk suku yang dipimpin oleh seorang syaikh. Mereka suka berperang, karena itu peperangan antar suku sering terjadi. Sikap ini nampaknya telah menjadi darah daging orang Arab. Dalam masyarakat yang suka berperang nilai wanita menjadi sangat rendah. Menurut Nurchalid Majid menyatakan bahwa tatanan masyarakat Arab pra Islam cenderung merendahkan martabat wanita dapat dilihat dari dua kasus, yaitu: 1). Perempuan dapat diwariskan, seperti seorang ibu tiri yang harus rela dijadikan istri oleh anak tirinya ketika suaminya meninngal; ibu tiri tidak mempunyai hak pilih, baik untuk menerima ataupun menolaknya. 2). Perempuan tidak memperoleh harta pustaka.
Dunia Arab pada waktu itu marupakan kancah perang terus menerus, walawpun masyrakat Badui mempunyai pemimpin tetap saja mereka tunduk kepada syaikh dalam hal berperang, pembagian harata rampasan dan pertempuran tertentu. Akibat peperangan perang yang terus menerus sejarah Arab pra Islam langka didapatkan didunia Arab dan dalam bahasa Arab. Ahmad Salabi menyebutkan, sejarah mereka hanya bisa didapatkan dari masa 250 tahun menjelang agama Islam lahir.
Dari waktu ke waktu bangsa Arab mengalami perubahan situasi dan kondisi, diantaranya mereka mampu membuat peralatan dari besi dan kerajaan-kerajaan dan merekapun dapat merubah syair-syair. Begitupula mereka kaya dengan ungkapan tata bahasa dan kiasan. Melihat hubungan dagang bangsa Arab menunjukkan bahwa mereka mempunyai peradaban yang tinggi, apalagi hubungan dagang tersebut berlangsung selama 2000 tahun. Melaui perdagangan tersebut bangsa Arab berhubungan dengan bangsa-bangsa Syiria, Persia, Habsyi, Mesir dan Romawi yang semuanya telah terpengaruh hellenisme.
Melalui kerajaan protektorat banyak berdirinya koloni-koloni tawanan perang Romawi dan Persia di Gasan dan Hirah. Penganut agama Yahudi juga banyak mendirikan koloni di Jazirah Arab dan yang terpenting adalah Yastrib. Mayoritas penganut agama Yahudi ramai bercocok tanam dan membuat alat-alat dari besi seperti perhiasan dan persenjataan. Sama dengan penganut agama ini, orang Kristen juga mendapatkan pengaruh dari kebudayaan hellenisme dan pemikiran Yunani. Penganut aliran nestorianlah yang bertindak sebagai penghubung antara kebudayaan Yunani dan kebudayaan Arab pada masa awal kebangkitan Islam.
Walawpun agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke Jazirah Arab, bangsa Arab masih banyak menganut agama asli mereka yaitu percaya kepada dewa-dewa yang diwujudkan dalam bentuk berhala dan patung. Berhala-berhala tersebut dipusatkan di Ka’bah terutama berhala Hubal yang dianggap sebagai dewa terbesar. Berhala-berhala itu mereka jadikan tempat menanyakan dan mengetahui nasib baik dan buruk mereka. Demikialah bangsa Arab menjelang kebangkitan Islam, dan Islam mulai membuka jalan baru dalam kehidupan, memudahkan dan menolong kehidupan mereka. Mulai dari itulah Islam berkembang pesat.



BAB III
KESIMPULAN

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa kebudayaan Arab adalah tergolong kebudayaan tertua didunia, karena sudah berkembang sejak 4000 tahun yang lampau. Mengenai kepercayaannya, mereka percaya kepada dewa matahari yang disebut dewa Ra, selain itu mereka juga percayai Trimurti, yaitu Izis, Uziris dan Hors.
Dunia Arab pada waktu itu marupakan kancah perang terus menerus, walawpun masyrakat Badui mempunyai pemimpin tetap saja mereka tunduk kepada syaikh dalam hal berperang, pembagian harta rampasan dan pertempuran tertentu.
Dari waktu ke waktu bangsa Arab mengalami perubahan situasi dan kondisi, diantaranya hubungan dagang bangsa Arab yang menunjukkan bahwa mereka mempunyai peradaban yang tinggi, apalagi hubungan dagang tersebut berlangsung selama 2000 tahun. Demikianlah kebangkitan bangsa Arab sebelum Islam.















Senin, 09 Januari 2012

MANAJEMEN AKSI (DEMONSTRASI)


“Mahasiswa adalah aset umat. Ia bersifat elitis dan eksklusif. Jumlahnya hanya 2 % dari penduduk Indonesia yang 200 juta jiwa. Mahasiswa aktivis lebih elitis lagi, mungkin hanya ada 1 mahasiswa aktivis di antara 10 mahasiswa. Namun, agenda yang mereka perjuangkan sangat populis, dan realistis. Mahasiswa-lah yang bisa membangkitkan semangat perlawanan rakyat terhadap rezim tiran. Mahasiswa-lah yang bisa mengawal reformasi hingga ke titik tujuan. Rakyat menaruh harapan atas kekuatan intelektual dan kekuatan aksi yang mahasiswa miliki.Jadi, pahami dirimu dan sekitarmu, dan mari kita bergerak lagi ! Reformasi belum usai !”
Dengan kekuatan intelektual di atas rata-rata masyarakat awam, mahasiswa memiliki kemudahan untuk mengakses berbagai informasi wacana dan peristiwa dalam lingkup lokal hingga internasional. Begitu juga dengan kemudahan akses literatur ilmiah dan gerakan-gerakan pemikiran, yang pada tujuan akhirnya akan menentukan ideologi atau sistem hidup yang akan dijalaninya. Buku yang ia baca, informasi yang ia terima, tokoh-tokoh yang ia ajak bicara, adalah beberapa faktor utama yang kelak sangat berpengaruh terhadap idealisme hidupnya.Selain kekuatan intelektual yang identik dengan aktivitas ilmiah, mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk menguatkan potensi kepekaan sosial politiknya. Disebut kepekaan sosial karena mahasiswa pada dasarnya adalah bagian dari rakyat. Apapun yang terjadi pada rakyat maka mahasiswa akan turut juga merasakannya. Kenaikan BBM, harga bahan pokok, listrik, dan air misalnya akan memberi ekses terhadap aktivitas kuliah. Disebut kepekaan politik, karena gejolak sosial yang terjadi umumnya selalu merupakan hasil side effect dari aktivitas politik, semisal disahkannya suatu UU. UU Ketenagakerjaan misalnya akan mempengaruhi kesejahteraan dan taraf hidup para buruh.Setelah cerdas secara profesi keilmuan dan cerdas sosial politik, maka sebagai gerakan ekstraparlementer mahasiswa memiliki kewajiban moral untuk mengimplementasikan pengetahuannya itu dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Atau dengan kata lain menyuarakan kepentingan kebenaran dan rakyat. Berbagai metode dapat dilakukan. Dari bentuk pendampingan, advokasi, public hearing, audiensi dengan pemerintah dan legislatif, hingga demonstrasi (aksi). Demonstrasi adalah cara paling efektif dalam menyuarakan kebenaran, khususnya jika dilaksanakan pada rezim yang antidemokratis dan tiran. Dalam makalah ini, akan dibahas sekelumit tentang manjamen demonstrasi atau aksi, yang selanjutnya akan disebut dengan MoA (Management of Action). Pengetahuan akan MoA ini menjadi penting agar niatan yang benar itu dapat mencapai hasil optimal karena dilakukan dengan cara yang benar pula. MANAJEMEN AKSIPengertianAksi (demontrasi) adalah suatu model pernyataan sikap, penyuaraan pendapat, opini, atau tuntutan yang dilakukan dengan jumlah massa terntentu dan dengan teknik tertentu agar mendapat perhatian dari pihak yang dituju tanpa menggunakan mekanisme konvensional (birokrasi). Demonstrasi juga bertujuan untuk menekan pembuat keputusan untuk melakukan sesuatu.
Latar Belakang dan Tujuan Aksi umumnya dilatarbelakangi oleh matinya jalur penyampaian aspirasi atau buntunya metode dialog.. Dalam trias politika, aspirasi rakyat diwakili oleh anggota legislatif. Namun dalam kondisi pemerintahan yang korup, para legislator tak dapat memainkan perannya, sehingga rakyat langsung mengambil ‘jalan pintas’ dalam bentuk aksi. Aksi juga dilakukan dalam rangka pembentukan opini atau mencari dukungan publik. Dengan demikian isu yang digulirkan harapannya dapat menjadi snowball. Dari isu mahasiswa menjadi isu masyarakat kebanyakan, seperti dalam kasus aksi menuntut mundur Soeharto.
Landasan Hukum Aksi adalah hak bahkan dalam situasi tertentu dapat menjadi kewajiban. Ia dilindungi oleh UU positif. Selain Declaration of Human Right (freedom of speech), hak aksi juga dilindungi oleh UUD 1945 pasal 28 beserta amandemennya. Secara lebih spesifik, aksi ini kemudian diatur dengan adanya UU No. 9/1998 tentang Mekanisme Penyampaian Pendapat di Muka Umum. UU ini mengharuskan panitia aksi harus memberikan pemberitahuan kepada pihak kepolisian setidaknya 3 hari menjelang hari H. Ketentuan lainnya adalah, didalam surat pemberitahuan itu harus ada nama penanggung jawab aksi, waktu pelaksanaan, rute yangh dilewati, isu yang dibawa, jumlah massa, dan bentuk aksi. Selain itu ada juga larangan untuk melakukan aksi pada hari-hari tertntu dan tempat-tempat tertentu. Dalam pandangan aktivis, UU ini pada awal pengesahannya dicurigai sebagai alat untuk mengibiri suara kritis mahasiswa dan rakyat. Dan pada perkembangannya, UU inilah yang digunakan oleh rezim berkuasa via aparat kepolisian untuk mematikan suara oposan, dengan banyak menyeret para aktivis ke penjara.
Kode EtikUntuk menjaga konsistensi gerakan, beberapa elemen gerakan mahasiswa memiliki kode etik aksi. Kode etik ini pula yang menjadi faktor pembeda aksi yang satu dengan aksi yang lainnya.Di KAMMI misalnya, kode etiknya adalah memulai dan menutup aksi dengan doa, tidak membaurkan peserta aksi putra dengan putri, dan tidak mencemooh seseorang dari cacat fisiknya. Faktor pembeda lainnya adalah lirik lagu-lagu perjuangan dan kata-kata pekik teriakan.
MEKANISME LAHIRNYA KEPUTUSAN AKSIKeputusan aksi sebaiknya didiskusikan secara matang analisis SWOT-nya. Organisasi intra kampus mempunyai mekanisme yang berbeda namun hampir sama dengan mahasiswa ekstra. Di ekstra jalur pengambilan keputusan lebih pendek sehingga keputusan aksi dapat lebih cepat dieksekusi. Secara garis besar mekanisme lahirnya keputusan aksi adalah sbb :
  1. Diskusi awal (Tim/Dept. Khusus : bidang Sospol), dteruskan ke :
  2. Diskusi Lanjutan (pelibatan kader, (unsur UKM), menghadirkan pakar, penerbitan Pers Release), lalu
  3. Pembentukan Tim Teknis Aksi
  4. Aksi di lapangan
MERANCANG AKSIDalam merancang aksi, hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah : planning aksi, perangkat aksi, pelaksanaan, dan kegiatan paska-aksi.
Planning AksiDalam tahap perencanaan aksi, hal urgen yang perlu diperhatikan adalah :
  1. Tema / Grand Issue. Pilihlah tema atau isu yang sedang hangat menjadi bahan pembicaraan (up to date) atau relevan atau sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan. Kemudian fokuskan, agar informasi atau opini yang hendak dibangun tidak bias.
  2. TargetSusun target. Baik target teknis seperti pencapaian jumlah massa dan blow up media, dan target esensi seperti isu tuntutan aksi. Begitu juga target siapa yang pihak yang hendak dituju.
  3. Skenario. Seperti halnya film, aksi butuh skenario, yang menjadi acuan bergeraknya aksi. Skenario ini mencakup rute, tokoh orator, happening art, dan acara lainnya. Sebaiknya skenario disiapkan lebih dari satu. Jika ada sesuatu hal di lapangan tak memungkinkan berjalannya sebuah skenario, dapat diganti dengan skenario lain (plan B).
    MassaDalam aksi yang mengandalkan massa, strategi penggalangan massa menjadi penting, demikian juga dengan cara mengendalikan massa jika massa berjumlah besar.
  4. PemberitahuanTergantung pada kebutuhan. Jika kita memutuskan untuk menulis pemberitahuan, maka lakukan sesuai dengan UU No. 9/1998. Begitu juga dengan pemberitahuan kepada media massa (release awal) agar kelak mereka dapat meliput kita.
    media interestAksi yang ‘menarik’ akan disukai oleh media. Karena itu perlu diperhatikan sebuah momen yang khusus didesain untuk konsumsi jurnalis foto, selain press release untuk jurnalis berita.
  5. Format Format atau bentuk aksi adalah pilihan dari banyak bentuk aksi. Pilihannya ada dua, format kekerasan atau nirkekerasan. Sebagai ‘penjaga gawang’ gerakan moral, maka seyogyanya aksi mahasiswa bersifat nirkekerasan. Aksi nirkekerasan ini sangat bervariatif sekali. Dimulai dari aksi diam (bisu), orasi, happening art, aksi topeng, mmogok makan, hingga ke blokade, pengepungan, dan boikot.
Perangkat Aksi Perangkat aksi adalah person-person yang terlibat dalam suksesnya sebuah aksi. Mereka diantaranya adalah :
  1. KorlapKoordinator Lapangan adalah pemegang komando ketika aksi sedang berjalan. Peserta aksi harus mentaati setiap arahan dari korlap. Korlap memperoleh masukan informasi dari perangkat lain yang akan digunakannya untuk mengambil keputusan-keputusan penting. Korlap juga yang bertugas menjaga stamina massa agar tidak loyo dan tetap konsentrasi ke aksi. Korlap bukanlah amanah instant. Ia diperoleh dari proses jangka panjang. Korlap adalah orang paling mengerti tentang isu yang sedang diperjuangkan, sehingga wawasan pengetahuannya dapat dikatakan lebih banyak dari yang lainnya. Korlap dapat juga berorasi.
  2. OratorTerkadang diperlukan orator khusus selain korlap, khususnya pada aksi aliansi atau aksi yang melibatkan tokoh. Para orator ini menyampaikan orasi berdasarkan isu yang telah disepakati bersama. Bobot suatu orasi ditentukan oleh susunan kalimat, data up to date, dan kualitas pernyataan sikap. - AgitatorAgitator adalah pembangkit semangat massa dengan pekik teriakan disela-sela orasi korlap dan orator. Ia juga membantu korlap untuk menjaga stamina massa dengan memimpin lagu dan yel-yel.
  3. NegosiatorTerkadang diperlukan person yang khusus bertugas untuk melakukan negosiasi. Negosiasi ini dilakukan kepada aparat polisi atau pihak-pihak yang ingin dituju jika aksi di-setting audiensi.
  4. HumasTim Humas adalah salah satu elemen penting aksi. Tim humas bertanggung jawab dalam menjembatani aksi kepada para jurnalis. Mereka membuat pers release. Bobot Pers Release itu dibuat berdasarkan nilai-nilai jurnalistik. Disebut sukses jika media tidak bias memuat tuntutan atau opini yang hendak digulirkan oleh aksi.
  5. Security/borderTim ini bertugas menjaga keamanan peserta aksi. Mereka juga wajib untuk mengidentifikasi para penyusup atau aparat yang hendak memprovokasi agar aksi berakhir chaos. Tim ini memiliki bahasa tersendiri yang hanya diketahui oleh sedikit orang dari peserta aksi.
  6. DokumenterTim ini memback-up tim humas. Tetapi inti tugasnya adalah mendokumentasi aksi dari awal hingga akhir serta membuat kronologis aksi. Dokumentasi ini dengan kamera, handycam ataupun notes. Data ini akan digunakan sebagai bukti otentik jika aksi mengalami kekerasan dari aparat atau massa lain.
  7. MedikTugas ini memang spesifik bagi mereka yang menguasai ilmu medis. Umumnya adalah mahasiswa kedokteran atau mereka yang pernah terlibat dalam aktivitas kepalangmerahan atau bulan sabit merah. Tim ini memberikan pertolongan pertama kepada peserta aski yang mengalami cidera.- LogistikDalam aksi yang disetting lama dan melelahkan. Tim logistik bertugas untuk menyediakan sarana untuk membugarkan peserta aksi seperti air minum, snack dan sound system. Terkadang, mereka juga membuat dan mendesain kertas tuntutan atau karikatur.
  8. Tim kreatifTim ini memiliki kewenangan untuk mendesain sebuah atraksi seni atau instalasi sesuai amanat hasil musyawarah.
    Pelaksanaan dan Pasca Aksi Saat massa telah terkumpul di tempat yang telah ditentukan, maka korlap sebaiknya tidak langsung memberangkatkan peserta aksi sebelum ada taujih (nasehat) dan doa. Selain itu perlu juga adanya pemanasan (warming up) dengan cara melatih yel-yel atau orasi untuk pencerdasan peserta aksi. Warming-up ini bertujuan untuk mensolidasi peserta aksi. Setelah kompak, solid, dan cerdas barulah aksi dimulai.Saat aksi, peserta wajib menghormati komnado korlap dan turut menjaga keamanan aksi hingga aksi usai. Jika aksi disetting serius atau aksi bisu maka peserta harus menjauhkan dari kegiatan senda gurau dan ketidakseriusan. Seusai aksi, maka peserta menutupnya dengan doa. Evaluasi juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas aksi berikutnya. Tim humas juga memonitoring media untuk memantau keberhasilan blow-up media dan tingkat ke-bias-an tuntutan.
TIPS DAN TRIKS
  1. Angle fotoFoto dapat berbicara lebih banyak dari kata-kata. Maka desain aksi yang menyediakan angle foto yang baik akan membuat aksi lebih mudah ter-blow up. Misalnya: aksi LSM Pro Fauna yang membuat balon kura-kura raksasa dalam menentang eksploitasi kura-kura sebagai komoditas.
  2. Kalimat posterKalimat poster biasanya juga menjadi incaran fotografer. Pilihlah kalimat yang cerdas namun tetap mencerminkan akhlak seorang mahasiswa. Unik dan kreatif adalah kuncinya. Misal : IMF = International Monster Fund.
  3. UniformKeseragaman pakaian peserta aksi juga dapat menarik perhatian. Pakaian putih-putih, hitam-hitam atau mengenakan pakaian seperti orang utan untuk aksi mendukung keberlangsungan orang utan.
  4. PropagandaPropaganda dibuat untuk mencerdaskan masyarakat di sekitar aksi agar mereka mendukung aksi. Jika aksi dipusat keramaian, maka selebaran propaganda dapat menjadi bacaan yang mengusik perhatian.
  5. Pers releaseSelain data 5W+1H, pers release juga disusun dengan kalimat baik dan sudah sesuai dengan bahasa koran, sehingga redaktur tidak banyak mengedit. Adanya tambahan data dan angka dapat menambah bobot release.
  6. Yel/laguCiptakanlah yel-yel yang khas dan mudah diingat. Lagu bisa diperoleh dengan mengubah lirik dari lagu yang populis. Yel dan Lagu akan memelihara stamina massa.
  7. SymbolizedSimbolisasi perlu dilakukan untuk mencuri perhatian media jika massa aksi tidak terlalu banyak. Misalnya : aksi membawa tikus ke kantor DPRD untuk menyindir anggota dewan yang tak ubahnya seperti tikus-tikus pengerat.
  8. Aliansi taktisUntuk memperkuat posisi tawar, aliansi kadang diperlukan. Aliansi didasarkan pada pertimbangan kesamaan ideologi, atau kesamaan isu , atau kesamaan metode. Jika aliansi ini adalah dari universitas, maka bendera masing-masing universitas wajib untuk ditonjolkan.
  9. Menghadapi wartawan. Jika jurnalis TV mewawancarai peserta aksi, sebaiknya peserta tersebut mengarahkannya kepada tim humas atau korlapnya agar jurnalis itu dpat mewawancarai person yang lebih valid dalam memberikan keterangan. Ketika di wawancara, demonstran yang efektif merancang pesannya supaya bisa disampaikan secara utuh dalam tempo 10 hingga 15 detik. Setelah pesan disampaikan secara singkat, padat, dan utuh - baru kemudian dilakukan elaborasi. Ini menjaga agar pesan utama secara utuh tetap bisa tersiar walaupun mungkin elaborasinya terpotong. Hal ini disebabkan karena spot berita TV sangat singkat, berbeda dengan media cetak yang dapat memuat banyak.
Berhadapan dengan wartawan, jauhilah sikap arogan, tampakkanlah sikap ramah dan bersahabat. Sikap arogan membuat wartawan menjaga jarak, bahkan pada titik puncaknya wadah asosiasi mereka akan memboikot setiap kegiatan aksi kita.
Beberapa pertanyaan dari wartawan yang bisa diantisipasi oleh setiap peserta aksi adalah:- Mengapa anda berada disini?
- Apa yang ingin anda capai?
- Apakah demonstrasi ini sungguh-sungguh merupakan solusi?
- Apa yang bisa dilakukan oleh khalayak untuk masalah yang anda perjuangkan?