Sabtu, 28 Januari 2012

BANGSA ARAB PRA ISLAM



KATA PENGANTAR


            Segala puji dan syukur bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada umat manusia secara adil dan merata tanpa terbatas dan terhitung, dan Dialah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tanpa pilih pandang. Sepantasnya pula kita menyerahkan urusan kita terhadap-Nya sebagai suatu usaha. Karena Dialah hakim yang bijaksana dari segala hakim yang ada didunia, begitu juga shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mana menuntun kita dari kegelapan kepada cahaya, dan yang memperjuangkan risalah-Nya.
            Di sini kami mencoba menyusun sebuah makalah mengenai kajian Sejarah Peradaban Islam dengan pokok bahasan “Bangsa Arab Sebelum Islam”. Dalam makalah ini kami menguraikan lebih terperinci mengenai kajian tersebut guna untuk menambah wawasan dan mempertajam pemahaman pembaca terhadap kajian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Badri Yatim M.A
2007. Sejarah Peradaban Islam. PT Raja Grafindo Persada; Jakarta
A. Syalabi
            1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Pustaka Al-Husna; Jakarta
Dr. H. Jain Mubarok M. Ag
            2004. Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Bani Quaisy; Bandung
Subhi Mahmashani
            1961. Falsafat Al-Tasyri Al-Islami. Dar Al-Ilmi Al-Maliyin; Beirut
Drs. Amrullah – Drs. Bandi Kusyana
            1997. Sejarah Kebudayaan Islam. Armico; Bandung
Prof. Dr. H. A. Kahar Muzakar Hasby
            2008. Sejarah Perkembangan Kebudayaan Islam. Solo Press; Bandung

  
BAB I
PENDAHULUAN

Makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota dinegeri Arab, dikatakan jazirah Arab karena Arab merupakan semenanjung gurun sahara yang sangat luas. Bangsa Arab sebelum datangya Islam tidak memiliki pemerintahan yang teratur dan tetap, pada umumnya mereka masih buta huruf. Bangsa Arab terkenal dengan bangsa yang pemberani didalam membela pendiriannya. Mereka tidak mau mengubah tatacara hidup yang sudah menjadi kebiasaan.
            Moral dan prilaku bangsa Arab sebelum datangnya Islam sangatlah rusak, sehingga mereka dikatakan kaum Jahiliyah (kaum yang bodoh), selain itu mereka juga percaya kepada takhayul, tenung, perbintangan dan lain-lain. Bangsa Arab juga mempunyai kebiasaan berjudi dan minum-minuman keras. Pekerjaan ini dilakukan secara bersama-sama, bahkan tak jarang dari mereka suka merampok, sehingga menyebabkan terjadinya perkelahian antar suku.
            Dari latar belakang masalah diatas, kami merasa tertarik untuk lebih mengkaji masalah diatas yang kami tuangkan dalam pembuatan makal ini yang berjudul “bangsa Arab sebelum Islam”.

BAB II
Bangsa Arab Sebelum Islam

Ketika Nabi Muhammad SAW lahir, Makkah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal diantara kota-kota dinegeri Arab, baik karena tradisinya maupun letaknya. Kota ini dialuri jalur perdagangan yang ramai dengan menghubungkan Yaman diselatan dan Syura diutara. Menjelang Rasulullah lahir, Yaman termasuk wilayah Romawi sedangkan teluk Persia termasuk kerajaan Persia, Hijaj waktu itu bebas dari pengaruh politik, budaya dan agama dari luar. Dasar Islam yang diletakkan oleh Rasulullah di Mekkah dan Madinah adalah Islam, tidak dapat dipengaruhi oleh apa-apa yang ada disekitarnya.
Secara geografis letak wilayah Arab (jazirah Arab, shibhul jazirah) terbagi dalam dua wilayah, yaitu bagian tengah dan bagian pesisir.
1.      Bagian tengah (150 tahun sebelum Masehi)
  1. merupakan wilayah gurun pasir yang disebut dengan istilah Arab Baidah (penduduk Arab yang sudah musnah)
  2. kondisi geografis yang menandainya adalah: gersang, jarang turun hujan dan tandus
  3. wilayahnya terdiri dari: sahara nufud (dibagian utara Nazed), sahara al-rabul khali (dibagian selatan al-ahqap) dan sahara harat (tanah liat berbatu hitam)
  4. karakter penduduknya adalah nomadic, sukuisme, (Ad, Jurham, Tsamud, Thasam, Jadit dan Amaliqoh), patrimonialisme, free will dan free ack, tidak tersentuh imprealisme dan tidak akulturasi
  5. media komunikasi adalah syair
2.      Bagian tepi (pesisr)
  1. merupakan wilayah pesisir yang merupakan kebalikan dari bagian tengah, penduduk diwilayah ini disebut sebagai ahlu khadr (penduduk kota) atau terkenal dengan sebutan Arab Baqiah, Arab Aribah dan Musta’ribah (Arab yang lestari)
  2. kondisi geografis yang menandainya: hujan turun dengan teratur, tanahnya subur dan tidak tandus
  3. karakter penduduknya: menetap, welcome, terjadi akulturasi, sukuisme dan lain sebagainya
  4. wilayahnya terdiri dari Al-Akhsa (Bahrain), Dinan, Mahrah dan Handramaut.
Dengan adanya ka’bah ditengah kota, Mekkah menjadi pusat keagamaan bangsa Arab. Ka’bah adalah tempat mereka berziarah yang mana didalamnya terdapat 360 berhala, akan tetapi sedikit demi sedikit berhala itu ditinggalkan dan mulai memeluk agama Islam.
Bangsa Arab dahulu dalam berfikir termasuk bangsa yang pandai, apalagi setelah datang Islam. Mereka memang pandai akan tetapi mereka tidak mau mengerti dan memahaminya, maka dari itu mereka dikatakan orang Arab Jahili.
Bila dilihat dari asal usul keturunan, penduduk jazirah Arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu Qathaniyun (keturunan Qhatan) Adnayun (keturunan Ismail bin Ibrahim). Pada mulanya wilayah utara diduduki golongan Adnaniyun, dan wilayah selatan didiami oleh golongan Qhataniyun. Akan tetapi lama kelamaan kedua golongan itu membaur karena perpindahan-perpindahan dari utara keselatan atau sebaliknya. Dari sinilah awal terjadinya pencampuran daerah melalui perpindahan penduduk, perkawinan, ilmu pengetahuan, bahasa, filsafat, budaya, agama, politik, militer dan lain sebagainya. Percampuran terjadi tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan manusia.
Organisasi dan identitas sosial berakar pada keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang luas, beberapa kelompok keluarga membentuk kabilah dan beberapa kelompok kabilah membentuk suku yang dipimpin oleh seorang syaikh. Mereka suka berperang, karena itu peperangan antar suku sering terjadi. Sikap ini nampaknya telah menjadi darah daging orang Arab. Dalam masyarakat yang suka berperang nilai wanita menjadi sangat rendah. Menurut Nurchalid Majid menyatakan bahwa tatanan masyarakat Arab pra Islam cenderung merendahkan martabat wanita dapat dilihat dari dua kasus, yaitu: 1). Perempuan dapat diwariskan, seperti seorang ibu tiri yang harus rela dijadikan istri oleh anak tirinya ketika suaminya meninngal; ibu tiri tidak mempunyai hak pilih, baik untuk menerima ataupun menolaknya. 2). Perempuan tidak memperoleh harta pustaka.
Dunia Arab pada waktu itu marupakan kancah perang terus menerus, walawpun masyrakat Badui mempunyai pemimpin tetap saja mereka tunduk kepada syaikh dalam hal berperang, pembagian harata rampasan dan pertempuran tertentu. Akibat peperangan perang yang terus menerus sejarah Arab pra Islam langka didapatkan didunia Arab dan dalam bahasa Arab. Ahmad Salabi menyebutkan, sejarah mereka hanya bisa didapatkan dari masa 250 tahun menjelang agama Islam lahir.
Dari waktu ke waktu bangsa Arab mengalami perubahan situasi dan kondisi, diantaranya mereka mampu membuat peralatan dari besi dan kerajaan-kerajaan dan merekapun dapat merubah syair-syair. Begitupula mereka kaya dengan ungkapan tata bahasa dan kiasan. Melihat hubungan dagang bangsa Arab menunjukkan bahwa mereka mempunyai peradaban yang tinggi, apalagi hubungan dagang tersebut berlangsung selama 2000 tahun. Melaui perdagangan tersebut bangsa Arab berhubungan dengan bangsa-bangsa Syiria, Persia, Habsyi, Mesir dan Romawi yang semuanya telah terpengaruh hellenisme.
Melalui kerajaan protektorat banyak berdirinya koloni-koloni tawanan perang Romawi dan Persia di Gasan dan Hirah. Penganut agama Yahudi juga banyak mendirikan koloni di Jazirah Arab dan yang terpenting adalah Yastrib. Mayoritas penganut agama Yahudi ramai bercocok tanam dan membuat alat-alat dari besi seperti perhiasan dan persenjataan. Sama dengan penganut agama ini, orang Kristen juga mendapatkan pengaruh dari kebudayaan hellenisme dan pemikiran Yunani. Penganut aliran nestorianlah yang bertindak sebagai penghubung antara kebudayaan Yunani dan kebudayaan Arab pada masa awal kebangkitan Islam.
Walawpun agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke Jazirah Arab, bangsa Arab masih banyak menganut agama asli mereka yaitu percaya kepada dewa-dewa yang diwujudkan dalam bentuk berhala dan patung. Berhala-berhala tersebut dipusatkan di Ka’bah terutama berhala Hubal yang dianggap sebagai dewa terbesar. Berhala-berhala itu mereka jadikan tempat menanyakan dan mengetahui nasib baik dan buruk mereka. Demikialah bangsa Arab menjelang kebangkitan Islam, dan Islam mulai membuka jalan baru dalam kehidupan, memudahkan dan menolong kehidupan mereka. Mulai dari itulah Islam berkembang pesat.



BAB III
KESIMPULAN

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa kebudayaan Arab adalah tergolong kebudayaan tertua didunia, karena sudah berkembang sejak 4000 tahun yang lampau. Mengenai kepercayaannya, mereka percaya kepada dewa matahari yang disebut dewa Ra, selain itu mereka juga percayai Trimurti, yaitu Izis, Uziris dan Hors.
Dunia Arab pada waktu itu marupakan kancah perang terus menerus, walawpun masyrakat Badui mempunyai pemimpin tetap saja mereka tunduk kepada syaikh dalam hal berperang, pembagian harta rampasan dan pertempuran tertentu.
Dari waktu ke waktu bangsa Arab mengalami perubahan situasi dan kondisi, diantaranya hubungan dagang bangsa Arab yang menunjukkan bahwa mereka mempunyai peradaban yang tinggi, apalagi hubungan dagang tersebut berlangsung selama 2000 tahun. Demikianlah kebangkitan bangsa Arab sebelum Islam.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar