Rabu, 11 Mei 2011

POLA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAI

Salah satu masalah atau topik pendidikan yang belakangan ini menarik untuk diperbincangkan yaitu tentang Lesson Study, yang muncul sebagai salah satu alternatif guna mengatasi masalah praktik pembelajaran yang selama ini dipandang kurang efektif. Seperti dimaklumi, bahwa sudah sejak lama praktik pembelajaran di Indonesia termasuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada umumnya cenderung dilakukan secara konvensional yaitu melalui teknik komunikasi oral dengan didominasi metode ceramah.
Dalam kasus pembelajaran PAI, praktik pembelajaran konvesional semacam ini lebih cenderung menekankan pada bagaimana guru mengajar (teacher-centered) dari pada bagaimana siswa belajar (student-centered), dan secara keseluruhan hasilnya dapat kita maklumi yang ternyata tidak banyak memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. Untuk merubah kebiasaan praktik pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang berpusat kepada siswa memang tidak mudah, terutama di kalangan guru yang tergolong pada kelompok laggard (penolak perubahan/inovasi). Dalam kondisi seperti ini, Lesson Study tampaknya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif guna mendorong terjadinya perubahan dalam praktik pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Indonesia menuju ke arah yang jauh lebih efektif.
Catherine Lewis, berdasarkan hasil observasinya terhadap berbagai implementasi Lesson Study mengemukakan nilai positif implementasi Lesson Study antara lain:

Tujuan bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya untuk materi pembelajaran PAI tentang pengembangan sikap toleransi dan empati, pengembangan akhlakul karimah, pengembangan kesalehan individual dan sosial siswa, pengembangan kemampuan akademik siswa terhadap mata pelajaran PAI yang bersifat pemahaman konsep, pengembangan pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan kreatifitas dan kerajinan siswa dalam belajar, dan sebagainya.
Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa. Untuk materi PAI misalnya tema-tema yang terkait dengan praktik fiqih seperti praktik berwudlu’, sholat, haji dan lain sebagainya yang sangat penting dipahami dan dikuasai siswa terlebih dahulu.
Studi tentang siswa secara cermat. Fokus yang paling utama dari Lesson Study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya, apakah siswa menunjukkan minat dan motivasinya dalam belajar PAI, bagaimana siswa bekerja dalam kelompok kecil dalam mendiskusikan sebuah tema dalam materi PAI, bagaimana siswa melakukan tugas-tugas PAI yang diberikan guru, serta hal-hal lainya yang berkaitan dengan aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PAI. Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada bagaimana cara guru dalam mengajar PAI sebagaimana lazimnya dalam sebuah supervisi kelas yang dilaksanakan oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.
Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya Lesson Study. Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran PAI yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan) atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran PAI secara langsung di kelas nyata. Dengan melakukan pengamatan langsung, data yang diperoleh tentang proses pembelajaran PAI akan jauh lebih akurat dan utuh, bahkan sampai hal-hal yang detil sekali pun dapat digali. Penggunaan videotape atau rekaman bisa saja digunakan hanya sebatas pelengkap, dan bukan sebagai pengganti.

Dalam konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islam, diyakini bahwa praktek dan implementasi pola Lesson Study secara berkelanjutan akan mampu meningkatkan profesionalisme guru-guru PAI yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam itu sendiri. Oleh karena itu, implementasi Lesson Study untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan terobosan strategis dalam peningkatan kualitas pembelajaran PAI yang mutlak segera dijadikan sebagai tradisi peningkatan mutu pembelajaran.
A. Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran PAI
Untuk dapat memulai kegiatan lesson study dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka diperlukan perubahan dari dalam diri guru PAI itu sendiri sehingga –paling tidak- memiliki sikap sebagai berikut:

Semangat introspeksi terhadap apa yang sudah dilakukan selama ini terhadap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan mengajukan pertanyaan terhadap diri sendiri dengan pertanyaan seperti:
Apakah saya sudah melakukan tugas sebagai guru PAI dengan baik?
Apakah pembelajaran PAI yang saya lakukan telah sesuai dengan kompetensi yang diharapkan akan dicapai siswa?
Apakah saya telah membuat siswa merasa jenuh dengan pembelajaran PAI saya?
Adakah strategi-strategi lain yang lebih baik yang bisa digunakan untuk melaksanakan pembelajaran PAI ini selain strategi yang biasa saya gunakan?
Apakah ada alternatif kegiatan belajar lain yang juga cocok untuk pembelajaran PAI ini?
Adakah media pembelajaran yang lebih baik yang dapat dipakai untuk pembelajaran PAI ini selain media pembelajaran yang biasa saya gunakan?
Mengapa siswa saya tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran PAI dari saya?
Apakah selama ini saya telah menggunakan instrumen evaluasi PAI yang tepat?
dan lain-lain.
Serangkaian pertanyaan tersebut harus dijawab dengan jujur oleh setiap guru PAI yang ingin terlibat/dilibatkan dalam kegiatan lesson study. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas tentu akan mendorong guru PAI pada proses pencarian cara untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan PBM-nya selama ini.
Keberanian membuka diri untuk dapat menerima saran dari orang lain untuk peningkatan kualitas diri.
Keberanian untuk mengakui kesalahan diri sendiri.
Keberanian untuk mau mengakui dan memakai ide orang lain yang baik.
Keberanian memberikan masukan yang jujur dan penuh penghormatan

Jika guru PAI yang terlibat dalam kegiatan lesson study sudah memiliki atau menyadari pentingnya sikap-sikap di atas, maka langkah selanjutnya adalah memfokuskan kegiatan lesson study dengan cara menyepakati tema permasalahan dan pembelajaran yang akan diangkat dalam kegiatan. Kemudian kelompok lesson study dapat membuat perencanaan pembelajaran PAI yang akan dilakukan. Perencanaan pembelajaran ini dituangkan dalam bentuk perangkat pembelajaran dan lembar instrumen observasi pengumpulan data PBM.
Penyusunan lembar observasi untuk mengumpulkan data PBM merupakan suatu elemen penting lesson study yang didasarkan pada rencana pembelajaran yang disusun. Lembar observasi ini akan memandu pengamat untuk memperhatikan aspek-aspek khusus yang menjadi fokus kegiatan lesson study. Pengumpulan data dari hasil observasi PBM ini biasanya terkait dengan suasana kelas, ketercapaian tujuan pembelajaran, keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan, hambatan-hambatan yang muncul saat PBM berlangsung, antusiasme siswa, dsb.
Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran atau digunakan pada tahap tindakan (do) dalam kegiatan lesson study. Karena lesson study adalah kegiatan yang direncanakan, dilakukan dan dinilai bersama oleh kelompok, maka perlu disadari betul bahwa keberhasilan dan kegagalan PBM adalah tanggung jawab bersama semua anggota kelompok. Oleh karena itu tujuan utama penyusunan perangkat pembelajaran adalah agar segala sesuatu yang telah direncanakan bersama dapat tercapai.
Adapun perangkat pembelajaran yang disusun dalam tahap perencanaan (plan) suatu kegiatan lesson study meliputi:
1. Rencana Pembelajaran. Adapun komponen rencana pembelajaran PAI adalah:
1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar, dalam hal ini kita harus memilih dari kurikulum PAI.
2. Pokok bahasan, dipilih dari kurikulum PAI.
3. Indikator, disusun sendiri oleh kelompok guru PAI dan dijabarkan dari standar kompetensi.
4. Model Pembelajaran, dipilih sesuai penekanan kompetensi dan materi.
5. Skenario pembelajaran, berisi urutan aktivitas pembelajaran siswa dan mencerminkan pilihan model Pembelajaran.
6. Urutan Metode Pembelajaran, disesuaikan dengan aktivitas siswa dan model pembelajaran.
7. Media pembelajaran, dipilih dan di urutkan sesuai skenario pembelajaran.
8. Instrumen evaluasi meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik

2. Lembar Kerja Siswa ( LKS)
Berisi langkah- langkah kegiatan belajar siswa. LKS yang di susun dapat bersifat panduan tertutup yang dapat dikerjakan siswa, sesuai dengan tuntunan yang ada, atau dapat juga LKS yang bersifat semi terbuka. LKS model ini memberi peluang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, walaupun masih ada peranan guru dalam memberikan arahan. LKS dapat juga berupa modul pembelajaran PAI. LKS model apapun yang di susun harus mampu memberikan panduan agar siswa dapat belajar dengan benar, baik dari segi proses keilmuan maupun dalam memperoleh konsep.
3. Teaching Guide (Panduan Guru )
Dalam Lesson study pembelajaran PAI perencanaan dibuat oleh kelompok guru PAI, namun pelaksanaannya tetap di lakukan oleh seorang guru. Agar apa yang direncanakan sesuai dengan yang dilaksanakan, maka perlu adanya pedoman/petunjuk guru. Panduan guru ini biasanya berisi bagaimana guru harus mengorganisasi siswa, mengunakan LKS, memimpin diskusi sampai bagaimana guru harus mengevaluasi.
4. Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang dipergunakan dalam proses pembelajaran PAI di dapat berupa perangkat lunak seperti: lembar transparansi, gambar, CD maupun perangkat keras seperti : OHP, LCD, VCD Player, piranti demonstrasi ataupun piranti ekperimen. Perlu digarsibawahi bahwa Lesson Study melibatkan banyak orang, dalam kaitannya dengan manajemen waktu dan media pembelajaran, maka guru harus benar- benar melakukan uji waktu sebelum tampil, apalagi jika menggunakan perangkat untuk demonstrasi atau eksperimen.
B. Instrumen Evaluasi.
Instrumen evaluasi meliputi :
a. Evaluasi kognitif untuk melihat daya serap anak terhadap materi yang di pelajari. Dalam materi Pembelajaran PAI, evaluasi jenis ini lebih ditekankan pada penguasaan konsep-konsep dasar yang prioritasnya harus dibuat secara gradual. Misalnya dimulai dari konsep-konsep tentang aqidah, namun harus disampaikan dengan mekanisme yang simpel, mudah dipahami dan menyenangkan.
b. Evaluasi afektif untuk melihat perubahan perilaku, etika, nilai- nilai (value) pada siswa. Model evaluasi yang kedua ini merupakan ruh (substansi utama) evaluasi dalam pembelajaran PAI.
c. Evaluasi psikomotorik untuk mengetahui keterampilan siswa dalam melakukan pekerjaan. Evaluasi jenis ini dalam kontek pembelajaran PAI ditekankan pada kemampuan siswa dalam memparkatekkan amaliah-amaliah yang tergolong ibadah atau praktek-praktek ritual baik yang wajib maupun yang sunnah. Instrumen ini disusun baik dalam bentuk instrumen test maupun non test, seperti tes unjuk kerja, portofolio dan sebaginya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan diuraikan secara ringkas tentang tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study dalam pembelajaran PAI.
1. Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru PAI yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran PAI yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP PAI, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran PAI berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
2. Tahapan Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh salah seorang guru PAI yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP PAI yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya (baca: guru PAI maupin guru bidang studi lainnya, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
a. Guru PAI melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP PAI yang telah disusun bersama.
b. Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran PAI dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya program Lesson Study.
c. Selama kegiatan pembelajaran PAI berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
d. Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
e. Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran PAI yang berlangsung dan bukan untuk mengevalusi guru.
f. Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
g. Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran PAI berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.
3. Tahapan Refleksi (See)
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan proses pembelajaran PAI selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran PAI yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran PAI yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP PAI yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran PAI yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran PAI. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
4. Tahapan Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru, rekomendasi-rekomendasi maupun keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran PAI , baik pada tataran indiividual, maupun menajerial. Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (See) tentunya menjadi modal bagi para guru PAI, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran PAI ke arah lebih baik. Pada tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson Study, tentunya kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Kalau selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan, dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson Study, maka dia akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai pemimpin pendidikan di sekolah.










Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Dalam konteks pembelajaran PAI, Lesson Study merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik atau guru PAI melalui pengkajian pembelajaran PAI secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar yang dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, yang meliputi: (a) tahapan perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); (c) refleksi (see); dan (d) tindak lanjut (act).
Substansi tujuan implementasi Lesson Study dalam pembelajaran PAI adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa seharusnya belajar PAI dan guru mengajar materi PAI sehingga terjadi peningkatan kualitas pembelajaran PAI secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif dalam setting pembelajaran PAI yang produktif, aktif, inovatif, kreatif, efektif; dan menyenangkan (PAIKEM). Dampak sampingannya yaitu diperolehnya hasil-hasil positif tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran disamping akan terbangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru PAI dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. Adapun ciriciri substansi dari Lesson Study yaitu adanya tujuan bersama untuk jangka panjang; materi pelajaran yang penting; studi tentang siswa secara cermat; dan observasi pembelajaran secara langsung di kelas nyata.
Dalam pembelajaran PAI, Lesson study memberikan banyak manfaat bagi para guru PAI, antara lain, guru PAI dapat mendokumentasikan kemajuan kinerjanya dalam pembelajaran PAI, dapat memperoleh umpan balik dari anggota/komunitas lainnya, dan dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study yang dipraktekkan sehingga secara langsung maupun tidak, akan menjadi support bagi guru-guru PAI yang lain untuk menjadikan Lesson Study sebagai pijakan tradisi mutu.









Daftar Pustaka
Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. (online): http://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm (diakses pada 10 Januari 2009).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar