RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan | : | SMPN 1 Cileunyi | ||||
Kelas Semester | : | VIII/1 | ||||
Mata Pelajaran | : | Pendidikan Agama Islam | ||||
Alokasi Waktu | : | 2 x 40 menit (1 x pertemuan) | ||||
A. Standar Kompetensi | : | Menghindari Perilaku tercela | ||||
B. Kompetensi Dasar | : | Menghindari prilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah | ||||
C. | Tujuan Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran peserta didik dapat: | |||||
| 1. Menunjukkan sikap ingin menjauhi perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah 2. Membiasakan diri menjauhi perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah | |||||
D. | Materi Ajar 1. Ananiyah | |||||
| Sifat ananiyah juga sering menimbulkan sikap permusuhan, padahal sikpa per-musuhan itu sangat dibenci Allah. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Dari Aisyah r.a. dari Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam, Beliau bersabda: “Orang yang paling dibenci Allah ialah orang yang paling suka bermusuhan”. (HR. Bukhori) Lawan dari sifat ananiyah Lawan dari sifat ananiyah adalah itsyariyah yaitu rasa kebersamaan, kepekaan sosial dalam pergaulan sehingga mereka mendahulukan kepentingan ummat atau masyarakat walaupun terkadang memer-lukan pengorbanan dari dirinya. Jelas ini sifat mulia dan terpuji. Sikap dan sifat ini bisa kita jumpai pada orang-orang yang akidahnya baik seperti sikap orang-orang anshor terhadap orang-orang Muhajirin yang baru saja hijrah dari Makkah ke Madinah. Allah mengabadi-kannya dalam firman-Nya: “Dan orang-orang yang telah menempati kota (Madinah) dan telah beriman (kaum Anshor) sebelum kedatangan kaum Muhajirin, mereka mencintai orang-orang yang berhijrah. Dan mereka telah menaruh keinginan dalam hati terhadap apa yang telah diberikan kepada kaum Muhajirin, walaupun mereka dalam kesusahan, dan siapa yang dipelihara dari kekikiran itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr : 9). 2. Ghadab Tentang hal ini Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata: Si Fulan marah kepada si Fulanah berilah saya wasiat. Nabi saw bersabda: Janganlah kamu marah, (kemudian) orang itu mengulangi perkataannya beberapa kali. Nabi saw bersabda: Janganlah kamu marah”. (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah). Marah Negatif & Marah Positif Dalam kaitan hadis di atas, berarti: “si Fulan tidak sayang kepada si Fulanah”? Tidak. Dalam konteks ini kita harus memahami motif di balik kemarahan itu. Dengan demikian kita akan tahu pasti sifat marah si Fulan kepada si Fulanah. Apakah kemarahannya masuk kategori positif atau negatif. Sejarah menunjukkan, para utusan Allah pun pernah marah. Mereka marah saat menyaksikan umatnya tidak mengikuti norma-norma hukum syari’at yang telah ditetapkan Allah. Begitu pun para guru; mereka akan marah kepada murid-muridnya yang tidak patuh. Juga para orang tua, mereka akan marah kepada anak-anaknya yang tidak berbakti dan tidak hormat kepadanya, dst. Itulah sifat marah positif yang diperbolehkan Allah dan RasulNya. Beda dengan amarah negatif yang bersumber dari nafsu lawwamah. Itu marah negatif. Sifat semacam itu dilarang oleh Allah dan RasulNya. Jadi, marah positif adalah marah karena Allah (ghodhobullah). Sedang marah negatif adalah marah karena syaitan (ghodhobus syaitan). Marah Karena Allah Marah karena Allah (ghodhobullah) berarti bahwa “tidak seseorang marah kecuali bila ia melihat kekufuran, kemaksiatan dan berbagai kejahatan lahir dan bathin. Baik muncul dari diri sendiri maupun orang lain (masyarakat)”. Sebab, bila orang marah karena melihat perbuatan keji dan munkar, maka tidak lain yang marah ialah Allah. 3. Hasad Hasad memiliki banyak bahaya di antaranya: Tidak menyukai apa yang Allah takdirkan. Merasa tidak suka dengan nikmat yang telah Allah berikan kepada orang lain pada hakikatnya adalah tidak suka dengan apa yang telah Allah takdirkan dan menentang takdir Allah. Hasad itu akan melahap kebaikan seseorang sebagaimana api melahap kayu bakar yang kering karena biasanya orang yang hasad itu akan melanggar hak-hak orang yang tidak dia sukai dengan menyebutkan kejelekan-kejelekannya, berupaya agar orang lain membencinya, merendahkan martabatnya dll. Ini semua adalah dosa besar yang bisa melahap habis berbagai kebaikan yang ada. Hasad adalah penyebab meninggalkan berdoa meminta karunia Allah. Orang yang hasad selalu memikirkan nikmat yang ada pada orang lain sehingga tidak pernah berdoa meminta karunia Allah padahal Allah ta’ala berfirman; wur (#öq¨YyJtGs? $tB @Òsù ª!$# ¾ÏmÎ/ öNä3Ò÷èt/ 4n?tã <Ù÷èt/ 4 ÉA%y`Ìh=Ïj9 Ò=ÅÁtR $£JÏiB (#qç6|¡oKò2$# ( Ïä!$|¡ÏiY=Ï9ur Ò=ÅÁtR $®ÿÊeE tû÷ù|¡tGø.$# 4 (#qè=t«óur ©!$# `ÏB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù 3 ¨bÎ) ©!$# c%2 Èe@ä3Î/ >äó_x« $VJÎ=tã ÇÌËÈ “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. an Nisa’: 32) Hasad penyebab sikap meremehkan nikmat yang ada. Maksudnya orang yang hasad berpandangan bahwa dirinya tidak diberi nikmat. Orang yang dia dengki-lah yang mendapatkan nikmat yang lebih besar dari pada nikmat yang Allah berikan kepadanya. Pada saat demikian orang tersebut akan meremehkan nikmat yang ada pada dirinya sehingga dia tidak mau menyukuri nikmat tersebut. 4. Gibah Allah berfirman. $pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# cÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) ( wur (#qÝ¡¡¡pgrB wur =tGøót Nä3àÒ÷è/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtär& óOà2ßtnr& br& @à2ù't zNóss9 ÏmÅzr& $\GøtB çnqßJçF÷dÌs3sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×LìÏm§ ÇÊËÈ Artinya :” Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”( QS. Al Hujurat : 12) Salah satu perbuatan yang bisa menghapuskan pahala puasa Ramadhan adalah bergunjing (ghibah) di siang hari. Perbuatan ini berakibat dosa sekaligus menghilangkan pahala (kebaikan) dari puasa orang yang melakukannya. Berkumpulnya beberapa orang di waktu yang kosong atau suasana santai sering kali membuka peluang untuk terjadinya pergunjingan. Biasanya objek pergunjingan sedang tidak berada di tempat tersebut, sehingga para penggunjing dengan leluasa menggunjingkannya. Bahkan chat di internet seperti Wikimuers biasa lakukan juga berpotensi menjadi sarana berghibah. 5. Namimah Contoh dari Namimah ini: ketika si A berkata kepada si B tentang si C; bahwa si C itu orangnya tamak, rakus, lalu si B tanpa tabayyun (klarifikasi) menyampaikan kepada si C perkataan si A dengan tujuan agar si C marah dan benci kepada si A, sehingga dengan demikian si B dapat dikatakan sebagai orang yang berbuat Fitnah (Namimah) yaitu sebagai penyebar fitnah. Hukum Namimah dan dalil-dalilnya Namimah merupakan salah satu dosa besar, dan hukumnya haram karena menimbulkan dampak yang sangat buruk dan sangat merugikan. Dalil dalil yang menunjukkan haramnya perbuatan ini: 1. Surat Al-Qalam ayat 10-11 yang berbunyi: "Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah" 2. Allah Subhanahu wa Ta'ala mensifati mereka (orang-orang yang berbuat namimah ini) sebagai orang fasiq, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Hai orang-orang yang beriman jika datang kepada kamu orang-orang fasiq membawa berita maka hendaklah kamu melakukan tabayyun (klarifikasi terlebih dahulu) agar kamu tidak menimbulkan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu". (QS. al-Hujurat: 6) 3. Orang yang berbuat hal ini dapat dikatakan sebagai orang yang bermuka dua, dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Engkau dapati sejelek-jeleknya manusia di Hari Kiamat adalah orang yang mempunyai dua wajah, dia datang kepada mereka dengan wajah ini dan kepada orang lain dengan muka yang lain". (HR. Bukhari-Muslim) 4. Seseorang yang berjalan kesana-kemari menyebarkan fitnah, maka kelak Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengazabnya di dalam kubur, hal ini sebagaimana yang dikhabarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Sesungguhnya keduanya pasti akan mendapat azab, tidaklah mereka mendapatkan azab disebabkan karena melakukan perkara-perkara besar, adapun salah satu dari keduanya adalah dia tidak bersuci dari kencing, sedangkan yang lainnya adalah dia berjalan kesana-kemari menyebarkan fitnah kepada manusia". (HR. Bukhari dan Muslim) Oleh karena itu, begitu besar bahayanya perbuatan ini dan besarnya azab Allah Subhanahu wa Ta'ala dan celaan pada pelakunya, maka hendaklah seorang muslim berhati-hati dan waspada dari sifat-sifat ini dan menjauhkan diri dari sifat tercela ini. Sebab-sebab yang mengantarkan seorang melakukan Namimah : 1. Karena kejahilan terhadap bahaya yang ditimbulkannya, atau dalam kata lain tidak mengerti ilmu Syar'i, sehingga dengan seenaknya tanpa merasa berdosa ia mau melakukan hal tersebut. 2. Disebabkan hasad atau iri dan dengki yang akan menyebabkan seseorang mencari jalan untuk menyebarkan fitnah. 3. Hati yang kotor jauh dari bimbingan Syariat, sehingga tidak tampak baginya kebenaran. Ia merasa puas kalau sekiranya orang lain saling bermusuhan, saling membenci. Oleh karena itu, bagi orang yang kotor dan sakit hatinya maka namimah merupakan suatu jalan baginya untuk mengotori hatinya. 4. Karena berteman dengan orang-orang yang suka berbuat namimah, sehingga menyebabkan dia terdorong dan terpancing untuk melakukan namimah tersebut. Obat dari penyakit Namimah 1. Mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena itu orang yang ikhlas dalam beribadah sulit tergoyahkan dan mempunyai pendirian, sehingga dia berfikir seribu kali sebelum berbuat. 2. Mengenal hakekat Namimah, dampaknya dan jalan keluarnya. Semua ini tentu dengan belajar dan menuntut ilmu syar'i, hadir di majlis-majlis ilmu, karena dengan hadirnya seseorang di majlis-majlis ilmu, maka akan membuat hatinya bersih dan hilangnya penyakit hatinya. 3. Berteman dengan orang-orang yang Sholeh. Teman akan mempengaruhi watak seseorang, karena apabila seseorang ingin tahu seseorang lihat siapa yang menjadi teman akrabnya. 4. Selalu Muraqabah, Muraqabah adalah salah satu sifat mulia, dimana seseorang yang senantisa muraqabah kepada Allah,maka dia akan merasakan bahwa dirinya merasa diawasi Oleh Allah,karena dia tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Melihat, Maha Mengetahui, Maha Mendengar, tidak satupun yang luput dari pengetahuannya. Dengan sifat ini maka dia merasa takut untuk berbuat Namimah. Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "...dan dia bersama kamu dimana saja kamu berada". (QS.al-Hadiid: 4) 5. Berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala supaya terhindar dari perbuatan ini, karena manusia itu lemah, maka perlu baginya untuk memohon bantuan dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sikap seorang muslim kepada orang yang suka berbuat Namimah 1. Tidak membenarkan perkataan orang yang berbuat namimah, karena dengan membenarkannya maka jelas akan terjadi kerusakan, kebencian, permusuhan dan berbagai macam fitnah lainnya. 2. Melarangnya berbuat namimah. Dengan cara menasehatinya, janganlah kita berbuat namimah dan menyebarkannya. Dengan bersikap seperti itu berarti kita telah mencegahnya dari berbuat kerusakan, dan berarti kita telah beramal ma'ruf nahi munkar. 3. Membencinya karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena maksiyat yang dilakukannya. | |||||
E. | Metode Pembelajaran | |||||
| Metode yang digunakan adalah: tanya jawab dan Snow ball (Bola Salju ): 1. Tanya jawab. Peserta didik mengadakan tanya jawab tentang ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah. 2. Snow ball (Bola Salju ). Kelompok peserta didik menjawab pertanyaan dari kelompok peserta didik lainnya yang berkaitan dengan ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah. | |||||
F. | Kegiatan Pembelajaran | |||||
| 1. | Pendahuluan | ||||
| | a. Guru dan peserta didik masuk kelas dan memulai pembelajaran tepat waktu sesuai jadwal secara tertib dan penuh tanggung jawab. b. Guru memperhatikan keadaan kelas mengenai kerapihan tempat duduk, kebersihan kelas, dan papan tulis dengan teliti. c. Guru memberi salam, mengecek keadaan siswa, dan menyiapkan kelas untuk siap belajar dengan teliti d. Guru meminta ketua kelas atau salah seorang peserta didik untuk memimpin do’a bersama untuk mengawali pembelajaran dengan khusyu dan hidmat. e. Apersepsi f. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam tatap muka tersebut dan arti penting kompetensi itu bagi peserta didik dalam kehidupaan sehari-hari. | ||||
| 2. | Inti | ||||
| | a. Peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru . b. Guru meminta peserta didik di bagi menjadi beberapa kelompok. c. Peserta didik mempelajari dan menelaah pelajaran ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan. d. Guru meminta tiap-tiap kelompok membuat soal yang berhubungan dengan prilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah. e. Guru meminta peserta didik melemparkan soal-soal yang telah di buat kepada kelompok lain, kemudian kelompok lain menjawab soal tersebut. f. Guru mengingatkan kembali pentingnya memahami prilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah. g. Peserta didik diberi kesempatan untuk menyanyakan hal-hal yang masih belum dipahami berkenaan dengan prilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah secara demokratis. | ||||
| 3. | Penutup | ||||
| | a. Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari kembali tentang contoh prilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah secara mandiri dan penuh tanggung jawab. b. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam dengan khusyu dan penuh hidmat. | ||||
G. | Sumber Belajar | |||||
| 1. Buku PAI Kelas VIII Tim Abdi Guru Penerbit Erlangga 2. LKS MGMP PAI SMP 3. berupa buku-buku, artikel, majalah, makalah, dll. | |||||
H. | Penilaian | |||||
Soal ! menggunakan metode Snow ball (Bola Salju ) !
1. Silahkan kalian tuliskan dua buah pertanyaan dalam kertas 1 lembar!
2. Lemparkan kertas tersebut kepada kelompok lain!
3. Kelompok lain menjawab pertanyaan yang ada di dalam kertas tadi !
Jawaban !
Tergantung peserta didik !
Soal !
1. Sebutkan minimal 2 contoh sifat Ananiyah !
2. Sebutkan minimal 2 dampak dari memiliki sifat ghadab !
3. Bagaimana cara menghindari prilaku hasad ?
4. Tuliskan dalil naqli yang berkaitan dengan Gibah dan dalil naqli yang berkaitan dengan Namimah !
Jawaban !
1. a. Orang kaya yang tidak mau bersedekah
b. Orang yang tidak mau perduli terhadap penderitaan orang lain
2. a. Dijauhi Orang lain
b. Merusak kesehatan
3. a. memperkuat iman
b. menyadari bahaya dari sifat hasad itu sendiri
4. .Gibah
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# cÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) ( wur (#qÝ¡¡¡pgrB wur =tGøót Nä3àÒ÷è/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtär& óOà2ßtnr& br& @à2ù't zNóss9 ÏmÅzr& $\GøtB çnqßJçF÷dÌs3sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×LìÏm§ ÇÊËÈ
. Namimah
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä bÎ) óOä.uä!%y` 7,Å$sù :*t6t^Î/ (#þqãY¨t6tGsù br& (#qç7ÅÁè? $JBöqs% 7's#»ygpg¿2 (#qßsÎ6óÁçGsù 4n?tã $tB óOçFù=yèsù tûüÏBÏ»tR ÇÏÈ
| Pengamatan:
Keterangan: Cinta Ilmu : 1. Kaseriusan, 2. Ketekunan Rasa Ingin Tahu : 1. Bertanya, 2. Membaca Buku Kemandirian : 1. Menelaah Materi Ajar secara mandiri Nilai : A. Baik Sekali, B.Baik, C. Cukup, D. Kurang | |||||||||||||||||||||||||||||||||
| | Bandung ,16 Agustus 2011 | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Guru Mapel PAI, | | Guru Praktikan PAI, | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Dra. Hj. Lies Saadah NIP. 195408221986032002 | Mengetahui: | Dadang Nurjaman NIM. 208203336 | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Kepala SMP Negeri 1 Cileunyi Drs. Tantan Rustandi NIP.195211191978031003 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar